Mengapa KUDA LAUT JANTAN yang hamil dan melahirkan ?



    Kuda laut mengalami hal yang sangat tidak umum di dunia binatang untuk hamil dan melahirkan. Para ahli bahkan tidak memiliki penjelasan mengapa kuda laut melalui pengalaman tersebut meski mereka berteori bahwa hal tersebut adalah cara kuda laut membantu anak mereka bertahan hidup.

      Kuda laut jantan memang mengandung telur dan melahirkan bayi-bayi kuda laut, namun pada dasarnya telur-telurnya tetap dihasilkan oleh kuda laut betina.
       Kuda laut jantan memiliki kantong perut untuk menyimpan telur-telur yang diletakkan oleh kuda laut betina. Nah, pada saat telur-telur sampai di kantong perut ini, lapisan dalam kantung perut akan dipenuhi oleh pembuluh darah lalu kuda laut jantan akan membuahi telur-telurnya menjadi embrio. Selama 10 hingga 40 hari embrio-embrio kuda laut akan berkembang sampai menjadi bayi-bayi kuda laut.
     Kemudian kuda laut jantan yang mengandung akan melahirkan bayi-bayinya, biasanya berjumlah ratusan bahkan sampai ribuan. Sebelum melahirkan bayi-bayinya, kuda laut jantan menyesuaikan kadar garam dalam kantong perut dengan air laut agar pada saat telur-telurnya menetas bayi-bayi kuda laut dapat menyesuaikan dengan lingkungan.
       
       Teori lainnya yang menjelaskan mengapa pejantan yang mengandung adalah agar kuda laut lebih cepat membuat bayi. Sang betina mendepostikan telurnya yang siap dibuahi ketika kawin dengan pejantan sehingga mereka bisa membuat lebih banyak telur. Jadi ketika pejantan hamil, para betina memproduksi sel telur. Hal tersebut dilakukan agar ketika pejantan melahirkan, mereka siap disuntik telur lagi dan bisa hamil. Ini menghemat waktu dan energi para betina.
         Menurut para ahli, ini adalah cara kuda laut untuk membagi beban. Membuat telur adalah hal yang membutuhkan banyak energi sehingga para betina perlu berkonsentrasi penuh. Sementara itu, para jantan mampu menyediakan “rumah” untuk bayi mereka.
      Menariknya, rumah tersebut bisa dihuni lebih dari seribu bayi pada saat yang sama. Namun, hanya sekitar lima dari mereka yang bertahan hidup hingga dewasa. Bayi-bayi tersebut sangat kecil dan tak bisa memakan plankton yang sama dengan orangtua mereka sehingga pilihan mereka sangat sedikit. Saking kecilnya, mereka juga terbawa arus laut dan terpelanting terkena batu.

Komentar